Puncak Andalas, Jakarta – Meski dinyatakan tak bersalah atas kasus dugaan kekerasan terhadap mantan kekasihnya Mason Greenwood tetap dilepas Manchester United.
Situasi internal klub pun terbagi antara yang ingin ia bertahan dan yang tidak.
Seperti diketahui, Greenwood diskors MU begitu ia harus berurusan dengan polisi karena video dugaan kekerasan yang ia lakukan viral di media sosial pada Januari 2022. Setahun kemudian, ia dibebaskan dari segala tuduhan karena kurang bukti.
MU kemudian menggelar investigasi internal untuk menilai apakah Greenwood pantas bermain lagi untuk MU atau tidak. Manajemen klub juga mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin hadir untuk klub.
Daily Mail melaporkan dalam situasi ini, MU ‘terbelah’. Mereka yang berada di lapangan cenderung ingin Greenwood diizinkan kembali bermain. Namun hal serupa tak berlaku untuk mereka yang bekerja di balik meja.
Manajer Erik ten Hag disebut mendukung kembalinya Greenwood. Bahkan timnya sudah mulai bekerja mencari cara mengintegrasikan sang pemain ke dalam skema permainannya. Meski latihan terpisah, namun Greenwood selalu dipantau.
Pekan lalu, The Athletic juga melaporkan manajemen MU berencana mengembalikan Greenwood ke dalam skuad, bahkan siap membuat penjelasan resmi kepada mereka yang tak setuju akan keputusan itu.
Namun cerita itu rupanya mendapat tanggapan negatif yang besar dari pihak luar. Mulai dari suporter badan amal, hingga anggota parlemen mendesak klub memikirkan ulang rencana itu.
CEO MU, Richard Arnold juga mendapat sejumlah email dari suporter yang menolak keras kembalinya Greenwood. Saat itu, MU mendinginkan situasi dengan menyatakan mereka belum memutuskan apapun, dan menerima kembali Greenwood hanya satu opsi.
Pada akhirnya, Arnold sepakat bahwa Greenwood berhak melanjutkan karier sepak bolanya, namun tidak di MU. Semua demi terciptanya situasi yang kondusif bagi kedua pihak, terutama MU.
Manchester United Supporters Trust (MUST) menilai langkah klub untuk mendepak Mason Greenwood sudah tepat. Namun mereka menyesalkan lamanya proses pengambilan keputusan dan kurangnya keterlibatan suporter dalam hal ini.
“Sejak tuduhan awal yang sangat menyedihkan ini muncul, masalah ini dibiarkan berlarut-larut karena klub tengah melakukan investigasi. Selain itu, kurangnya konsultasi dengan para penggemar, bahkan terkait prosesnya, menambah panas situasi,” bunyi pernyataan MUST.
“Meskipun spekulasi dan diskusi dalam beberapa minggu terakhir sangat tidak membantu dan berdampak buruk pada klub, jelas mereka telah mengambil keputusan yang tepat.”
“Kami lega bahwa masalah ini sekarang dapat kita lupakan dan kami akan bekerja sama dengan klub untuk memastikan pembelajaran telah diambil dari kisah yang sangat meresahkan ini,” jelas MUST. detik