
Puncak Andalas, Jakarta – Bebaskan Dua wanita Israel yang disanderan, itulah yang dilakukan oleh Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Dua wanita Israel yang disanderanya di wilayah Jalur Gaza setelah serangan mematikan dilancarkan kelompok militan itu pada 7 Oktober lalu.
Otoritas Israel mengonfirmasi pembebasan dua warganya oleh Hamas tersebut.
Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (24/10/2023), juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Obeida dalam pernyataan via Telegram mengumumkan bahwa pembebasan dua wanita Israel itu dilakukan setelah adanya mediasi Qatar dan Mesir.
“Kami memutuskan untuk membebaskan mereka karena alasan kemanusiaan dan medis,” demikian bunyi pernyataan yang dirilis Obeida.
Dia menambahkan bahwa kedua sandera itu sebenarnya hendak dibebaskan bersama dua sandera asal Amerika Serikat (AS) yang telah dibebaskan Hamas pada Jumat (20/10) lalu, namun Israel menolak untuk menerima keduanya.
Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, dalam pernyataan terpisah kepada Al Jazeera mengonfirmasi pernyataan Brigada Al-Qaasam soal pembebasan dua sandera Israel. Hamdan menambahkan bahwa kedua sandera Israel yang dibebaskan itu berjenis kelamin perempuan.
“(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu menolak (pembebasan kedua sandera pada Jumat). Sekarang dia telah menerimanya, mungkin di bawah tekanan dari publik (Israel),” sebut Hamdan dalam pernyataannya.
“Kami tidak mendapatkan apa pun (sebagai imbalan atas pembebasan sandera). Kami membebaskan mereka karena alasan kemanusiaan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hamdan menyebut pembebasan sandera tetap dilakukan meskipun Israel melanggar ketentuan perjanjian yang seharusnya menjamin keselamatan para sandera.
“Kami meminta untuk menghentikan pengeboman di Jalur Gaza setidaknya untuk sementara waktu untuk membebaskan mereka, mengirim mereka ke Palang Merah dan menyerahkan mereka kepada pihak berwenang. Israel tidak mematuhi hal itu. Ini menunjukkan Anda tidak bisa mempercayai pihak Israel,” sebutnya.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengonfirmasi pembebasan dua sandera wanita Israel itu dalam pernyataannya. Ini menjadi komentar resmi pertama Israel soal pembebasan sandera oleh Hamas.
Disebutkan oleh kantor PM Israel bahwa kedua wanita Israel yang dibebaskan Hamas itu telah diserahkan kepada militer Israel dan sedang dalam perjalanan ke fasilitas medis di Israel.
Identitas kedua wanita Israel yang dibebaskan Hamas itu dilaporkan oleh media sebagai Yocheved Lifshitz (85) dan Nurit Cooper (79). Media lokal Israel merilis foto keduanya yang diidentifikasi sebagai dua wanita lanjut usia (lansia). Usia keduanya tidak diketahui secara jelas.
Namun laporan media Israel menunjukkan salah satu wanita Israel itu berada di dalam ambulans, sedangkan satu wanita lainnya dibawa ke dalam sebuah ambulans berbeda di perlintasan perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza.
Para staf Palang Merah terlihat memfasilitasi pemindahan kedua wanita Israel itu ke dalam ambulans.
Pemerintah Israel dalam pernyataannya juga menyebut bahwa suami dari kedua wanita Israel itu masih disandera oleh Hamas di Jalur Gaaza. Mereka diidentifikasi bernama Amiram Cooper (85) dan oded Lifshitz (83).
Israel menegaskan pihaknya akan ‘terus melakukan semua hal yang mungkin untuk memulangkan mereka’ dan menambahkan bahwa pasukan militer serta keamanan telah ‘secara aktif dalam beberapa hari terakhir’ untuk mewujudkan pembebasan sandera.
Pemerintah Israel juga berterima kasih kepada Mesir dan Palang Merah atas bantuan mereka.
Pembebasan dua wanita Israel ini terjadi setelah pekan lalu, Hamas terlebih dulu membebaskan dua wanita berkewarganegaraan AS, yang diidentifikasi bernama Judith Raanan dan Natile Raanan. Keduanya disekap Hamas dari wilayah Israel bagian selatan bersama sekitar 200 orang lainnya saat serangan 7 Oktober lalu.
Hamas dalam pernyataannya pekan lalu juga menyebut pembebasan kedua wanita AS yang merupakan ibu dan anak itu dilakukan untuk ‘alasan kemanusiaan’. detik